Lalu apa yang terjadi? Nothing happen. The show is still going on. Intel corporotation, pembuat prosesor pentium telah mengantisipasi hal ini dengan meluncurkan prosesor Pentium D dengan teknologi Hyper Threading, sebuah prosesor yang mampu menyelesaikan pekerjaan yang multitasking. Dari sinilah kemudian Intel terus mengembangkan kemampuan prosesor barunya ini yang sering disebut dengan nama Dual core, berkembang menjadi Core 2 Duo, lalu Core 2 Quad, Core 2 Extrem dan multicore. Multicore, ya multicore, banyak core tidak lagi satu core. Artinya ada beberapa inti prosesor (core) dalam satu prosesor.
RUMUS DASARNYA :
Dual Core adalah penggunaan dua buah inti (core) prosesor dalam sebuah kemasan prosesor konvensional. Dual core (inti prosesor) ditempatkan pada sebuah CPU untuk meningkatkan kinerjanya. Setiap core ini tidak lebih cepat dibanding CPU biasa dengan clockspeed yang sama, tetapi semua proses perhitungan dibagi kepada 2 inti prosesor tersebut.
Logikanya, menggunakan prosesor multi-core akan mempercepat perhitungan algoritma yang dikerjakan sebuah sistem PC. Diibaratkan, berpikir sebuah pekerjaan dengan menggunakan dua otak, tentunya pekerjaan itu akan lebih cepat selesai. Produsen prosesor terkemuka di dunia (Intel dan AMD), mengembangkan teknologi dual core ini karena tuntutan aplikasi-aplikasi yang semakin tinggi atas prosesor yang memiliki tingkat komputasi yang tinggi. Karena pengembangan prosesor dengan menggunakan satu inti sudah mulai stagnan, maka mulai dikembangkan prosesor yang memiliki inti prosesor lebih dari satu.
Nah, dari fakta di atas jelas sekali bahwa komputer dengan prosesor multicore akan jauh lebih cepat menyelesaikan pekerjaan dibanding single core. Dengan kata lain prosesor yang bekerja secara berjamaah akan lebih baik kinerjanya dibanding sendirian. Jadi, ternyata prosesor juga suka berjamaah. Betul?
Selengkapnya...