Minggu, 20 Maret 2011

Prosesorpun Suka Berjamaah, Benarkah?

Jaman keemasan Pentium 4 sudah berlalu, apalagi pentium 3 dan generasi sebelumnya. Tak dapat dipungkiri ketika pentium 4 muncul dan hadir di depan kita, banyak harapan yang tertumpah padanya. Mulai dari keinginan untuk menikmati komputer yang lebih cepat sampai keinginan untuk menikmati komputer yang mampu dipakai untuk beberapa pekerjaan sekaligus. Tidak berlebihan memang karena perkembangan dunia khususnya teknologi dan informasi yang begitu pesat telah menggiring kita pada suasana yang serba ingin cepat. Oleh karenanya kehadiran pentium 4 saat itu benar-benar adalah sebuah harapan baru, dan memang terbukti mampu menaikkan kinerja komputer sehingga pekerjaan yang dilakukan dengan komputer dapat berjalan lebih cepat. Ini sangat dirasakan baik oleh para user yang sering menggunakan program sederhana seperti Ms. Office maupun oleh para user yang menggunakan program yang agak berat, misalnya, Corel Draw, Photoshop ataupun video editing.Tidak disebut manusia kalau tidak selalu ingin “lebih”. Seiring dengan perubahan waktu dan perkembangan jaman, kebutuhan manusia berkembang semakin kompleks. Banyak hal yang ingin dilakukan dan banyak hal pula yang ingin diselesaikan. Bahkan terkadang ingin melakukan beberapa hal yang beda dalam waktu yang sama, dan repotnya komputer dipaksa harus mampu memenuhinya. Tidak jarang di sini muncul masalah, performa. Ya performa yang menjadi kendala pada pentium 4 ketika dihadapkan pada beberapa pekerjaan yang dilakukan secara bersamaan. Give up! Pentium 4 menyerah dalam menjalankan tugas ganda atau istilahnya multitasking. Pentium 4 yang merupakan simbol dari kehebatan jenis prosesor Single Core (prosesor tunggal) telah runtuh, tumbang untuk menghadapi tugas jamak.
Lalu apa yang terjadi? Nothing happen. The show is still going on. Intel corporotation, pembuat prosesor pentium telah mengantisipasi hal ini dengan meluncurkan prosesor Pentium D dengan teknologi Hyper Threading, sebuah prosesor yang mampu menyelesaikan pekerjaan yang multitasking. Dari sinilah kemudian Intel terus mengembangkan kemampuan prosesor barunya ini yang sering disebut dengan nama Dual core, berkembang menjadi Core 2 Duo, lalu Core 2 Quad, Core 2 Extrem dan multicore. Multicore, ya multicore, banyak core tidak lagi satu core. Artinya ada beberapa inti prosesor (core) dalam satu prosesor.
RUMUS DASARNYA :
Dual Core adalah penggunaan dua buah inti (core) prosesor dalam sebuah kemasan prosesor konvensional. Dual core (inti prosesor) ditempatkan pada sebuah CPU untuk meningkatkan kinerjanya. Setiap core ini tidak lebih cepat dibanding CPU biasa dengan clockspeed yang sama, tetapi semua proses perhitungan dibagi kepada 2 inti prosesor tersebut.
Logikanya, menggunakan prosesor multi-core akan mempercepat perhitungan algoritma yang dikerjakan sebuah sistem PC. Diibaratkan, berpikir sebuah pekerjaan dengan menggunakan dua otak, tentunya pekerjaan itu akan lebih cepat selesai. Produsen prosesor terkemuka di dunia (Intel dan AMD), mengembangkan teknologi dual core ini karena tuntutan aplikasi-aplikasi yang semakin tinggi atas prosesor yang memiliki tingkat komputasi yang tinggi. Karena pengembangan prosesor dengan menggunakan satu inti sudah mulai stagnan, maka mulai dikembangkan prosesor yang memiliki inti prosesor lebih dari satu.
Nah, dari fakta di atas jelas sekali bahwa komputer dengan prosesor multicore akan jauh lebih cepat menyelesaikan pekerjaan dibanding single core. Dengan kata lain prosesor yang bekerja secara berjamaah akan lebih baik kinerjanya dibanding sendirian. Jadi, ternyata prosesor juga suka berjamaah. Betul?

0 komentar:

Posting Komentar


Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts